Senin, 06 Juni 2011

Hadiah-Hadiah Ulang Tahunku

Saya tidak tahu harus sedih atau bahagia untuk hari ini. Tapi, dari sekian rasa itu, tak pantas rasanya kalau saya tidak mengucapkan hamdalah. Maka, saya pun harus mengucapkan alhamdulillahirabbil’alamin ... terima kasih ya Allah atas segala nikmat dan karunia yang telah Engkau anugerahkan buat hamba-Mu ini. Sungguh, nikmat-Mu sangat sangat banyak dan luaaaaarrr biasa. Dan sungguh, nikmat-nikmat itu semakin menambah keyakinan pada-Mu bahwa Kau Maha Besar, Kau Maha Kuasa atas segala sesuatu di alam raya ini. Dan tidak ada alasan untuk mengingkari nikmat-Mu yang begitu sempurna. Tapi, sedihnya ... itu berarti jatah waktu saya hidup di dunia ini semakin berkurang. Hiks ... hiks ... :-(

Hari ini, Selasa tanggal 7 Juni 2011, akhirnya saya sampai pada sebuah usia yang baru. Hmm ... angka usia yang baru, nggak lagi sama dengan angka usia hari kemarin atau bahkan tadi malam jam 23.59. Alhamdulillah ... Engkau telah menyampaikan hamba sampai usia sekarang ini, ya Rabb. Begitu banyak karunia yang telah Kau beri, baik itu rezeki materi yang alhamdulillah cukup, cinta dan kasih sayang dari orang-orang di sekeliling yang membuat hari-hari berwarna merah jambu selalu cerah. Dan terutama, banyak cinta dan kasih sayang dari suami maupun keluarga yang tak pernah putus. Itu adalah rezeki paling besar yang patut disyukuri.

Dan hmmmm ... betapa bahagianya saya di hari lahir saya kali ini. Selain anugerah-anugerah yang sudah lebih dulu Allah kasih buat saya (dan juga buat suami saya tentunya), kali ini Allah ngasih hadiah besar lagi buat saya. Alhamdulillah ... di hari lahir saya kali ini, di rahim saya sedang tumbuh janin yang sekarang usianya akan menginjak dua bulan. Ini adalah hadiah ulang tahun terindah selama saya hidup. Ya Allah ... jagalah terus janin yang sedang berkembang di rahim hamba. Jagalah terus hingga nanti ia berubah menjadi bayi yang siap untuk lahir ke dunia dengan sehat, selamat, normal. Jagalah terus hingga kelak dia tumbuh besar, dewasa, dan menua seperti Ayah dan Bundanya. Amin ... Nak, sehat terus, ya? Temani Ayah dan Bunda terus, ya?

Selain hadiah besar dari Allah itu, ada juga hadiah mengejutkan dari suami saya. Ckckck ... suamiku ... suamiku ... teruuuuus aja ngasih kejutan! (suami sendiri ya dipuji-puji sendiri, hihi ...) Sekitar seminggu yang lalu, suami saya membelikan buku kehamilan yang sangat saya butuhkan. Ooooww ... makasih banyak, Cinta! Kemudian, beberapa hari lalu, suami saya kembali membelikan barang yang bikin saya ehm ... senaaaaaaanggg. Waktu dia membelikan itu, suami saya bilang, ”Hadiah ulang tahunnya ini, ya?” Saya pun mengiyakan. Dengan kondisi kami yang harus lebih giat menabung untuk persiapan kelahiran anak kami nanti, rasanya saya sudah sangat puas dibelikan barang itu. Dan rasanya saya juga nggak tahu diri banget kalau mesti meminta kado lagi. Hmmm ... istri yang pengeretan! Bisa dicap begitu kali ya kalau saya masiiiiiih aja minta kado. Hihihi ....

Makanya, ketika tadi malam jam 12 lebih 5 menit saat saya kebangun gara-gara merasa pusing dan mual-mual yang sangaaaaaat eneg di perut dan suami saya membisikkan ucapan selamat ulang tahun di telinga saya, saya sudah sangat senang dan bahagia. Gimana nggak, coba? Diucapi selamat dan didoakan oleh suami tercinta pada detik-detik pertama pergantian hari saat saya berulang tahun. Itu membuat saya sangat bahagia. Dan saya sama sekali tidak mengharapkan kado apa-apa selain berterima kasih atas doa-doa yang dilantunkan suami saya.

Dan alangkah terkejutnya saya saat tadi pagi setelah shalat Subuh, suami saya memberikan bungkusan kado. Dengan langkah pelan-pelan dan gayanya yang mau romantis kayak pangeran-pangeran di film drama romantis tapi gagal dia perankan, suami saya memberikan kado itu. Hiks ... saya terharu saat dia kembali mengucapkan selamat ulang tahun untuk saya. Dan meskipun gagal jadi kayak pangeran-pangeran di film drama romantis, tapi bagi saya, dia tetaaaaap romantis. :-D

Saya tambah terharu ketika melihat kartu ucapan berbentuk hati yang dia tempel di salah satu sisi kadonya, di atas tatanan coklat yang terbungkus rapi. Dan isi tulisan pada kartunya ... bikin saya makiiiiin sayang. Tak terasa air mata mengembang di pelupuk mata saya. Pelan-pelan saya membukanya. Surprise ... isinya bikin saya tambah terharu. Dulu sekali ... saya pernah membicarakan barang ini pada suami saya. Tapi, itu tidak bermaksud untuk minta dibelikan. Dan sekarang ... ternyata dia membelikannya untuk saya. Makasih, Cintaaaa!

Hmm ... nikmat yang tidak putus dari-Mu, ya Rabb. Kau hadirkan untukku suami yang sholeh, seorang laki-laki yang alhamdulillah benar-benar bisa menjadi qawwam dalam rumah tangga, lelaki selalu penuh cinta dan kasih sayang. Kekalkan ikatan pernikahan kami, ya Rabb, hingga kelak kami berada di jannah-Mu. Amin ... Ya Allah, bantulah hamba menjadi seorang istri yang sholehah bagi suami, seorang ibu yang baik buat anak-anak nantinya, berilah kesehatan dan kekuatan untuk menjalani hidup, mudahkanlah rezeki untuk hamba dan suami hamba, anugerahilah hamba anak yang sholeh dan sholehah yang menjadi penentram hari dan pandangan kedua orang tuanya. Amin ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar