Senin, 02 Januari 2012

ASI-ku Sudah Mulai Keluar


Di antara rasa khawatir dan deg-degan, detik-detik menunggu kelahiran si kecil begitu sangat membahagiakan. Bahagia karena sebentar lagi akan melihat rupa buah hati tercinta. Bahagia karena setelah nanti dia lahir, saya sebagai ibunya akan bisa terus memeluknya setiap saat. Hmm … baru membayangkannya saja, hati saya sudah berbunga-bunga saking bahagianya. :-)
Di usia kehamilan saya yang sudah 37 weeks lebih 3 hari ini, insya Allah saya sudah siap kapanpun bayi saya akan lahir. Bahkan, saya berharap, semakin cepat akan semakin menyenangkan. Tentu saja, mau melihat buah cinta gitu loh. Hehehe … Meskipun yaaah … memang khawatir juga gimana nanti persalinan saya. Sakit atau nggak, gampang atau susah, bisa tetep normal atau caesar, cepet atau lama, lancar atau nggak. Macem-macemlah khawatirnya. Dan mungkin, semua ibu hamil, terutama yang baru pertama kali mengalaminya, akan juga mengalami perasaan khawatir kayak saya ini kali ya?
Dulu, sejak sebelum saya hamil, saya takut ASI saya nggak keluar. Saya takut kalau-kalau saya nggak akan bisa menyusui bayi saya. Soalnya, boleh dibilang saya ‘trauma’. Sejak lahir, saya nggak pernah dikasih ASI. ASI ibu saya nggak keluar. Jadilah sejak saya lahir, saya dikasih susu sapi. Makanya selama hamil, terutama semakin mendekati HPL, rasa takut saya itu makin besar. Tapi, saya terus berdoa agar Allah menganugerahi saya ASI yang melimpah. Saya nggak pengin anak saya mengalami hal seperti saya.
Sejak sekitar hamil 32 minggu, saya mulai rajin melakukan pijat ASI. Memijat-mijat lembut PD (payudara-red) dan juga punggung agar produksi ASI lancar dan banyak. Mungkin itu terhitung terlambat kali ya? Harusnya setelah hamil 7 bulan, saya udah harus rajin pijat ASI. Tapi, yaaah … daripada nggak sama sekali, terlambat tak apa-apalah. Saat memulai pijat ASI itu, saya cuma berharap agar ikhtiar saya itu berbuah manis. Produksi ASI saya nantinya akan melimpah ruah. Dan yang paling penting, nanti ketika bayi saya lahir, ASI saya sudah keluar. Soalnya, jujur saja saya takut kalau pas bayi saya lahir tapi ASI saya belum keluar, nanti bayi saya dikasih susu formula. Dan itu benar-benar tidak saya inginkan.
Meskipun menurut dokter anak yang pernah saya catat materinya ketika saya mengikuti kelas edukasi menyusui, bayi yang baru lahir bisa bertahan selama 3 hari atau 72 jam setelah dilahirkan tanpa harus minum. Tapi, kan ada banyak orang di sekeliling kita yang memiliki bermacam-macam argumen yang bisa saja memaksa agar bayi kita diberi susu formula terlebih dulu jikalau ASI belum keluar. Bisa jadi orang tua, anggota keluarga kita, teman-teman kita, dokter atau tenaga medis yang menangani persalinan. Hehehe … bukan bermaksud su’udzon sih ya. Tapi, berdasarkan pengalaman banyak teman yang pernah melahirkan, memang begitu. Komentar-komentar seputar, “Aduh, kasihan dong bayinya kalau nggak dikasih minum. Masak nangis-nangis gitu nggak dikasih minum? Orang dewasa aja kalau haus, perlu minum kok. Sama juga dengan bayi” pasti akan terdengar jika kita menolak pemberian susu formula sementara ASInya sendiri belum keluar.
Jadilah saya berdoa memohon kepada Allah sungguh-sungguh agar Dia melimpahkan ASI yang banyak. Dan menurut saran teman-teman serta membaca artikel-artikel, saya pun melakukan pijat ASI untuk merangsang produksi ASI saya. Setiap malam, saya pijat-pijat lembut PD saya. Gimana cara mijatnya, awalnya saya nggak tahu. Tapi, setelah cari-cari referensi di internet, ketemu juga gimana cara mijatnya. Saya pakai minyak zaitun untuk memijat. Buat mommies yang pengin tahu gimana teknik memijat, bisa juga kok cari-cari referensi di youtube atau artikel-artikel lain di internet atau di buku-buku kehamilan dan menyusui.
Selain di PD, punggung atas saya juga dipijat. Katanya, pijatan di daerah punggung atas juga bisa memperlancar produksi ASI. Untuk memijat punggung atas ini, setiap malam, saya dibantu suami. Kan nggak mungkin tuh saya mijat punggung saya sendiri. Hehehehe … :-) Titik memulai pijatannya ada di punggung, pas dengan letak PD. Kemudian, dari titik itu, minta kedua jempol suami diurut lembut ke atas mengikuti tulang belakang. Sampai di bawah tengkuk, pijatan melengkung ke samping. Jadi, bentuknya kayak bikin huruf J atau L tapi kebalik. Pijatannya yang lembut, jangan keras-keras. Saya juga memakai minyak zaitun untuk pijatan ini. Suami bilang, mijatnya juga jadi enak kalau pakai minyak zaitun. Pernah mijatnya pakai baby lotion, tapi kata suami nggak enak.
Dan alhamdulillah … senangnya hati saya. Ketika saya periksa dan perhatikan betul-betul, ASI saya udah keluar lho. Tepatnya saat itu usia kandungan saya 36 weeks. Bersyukur banget saya. Kalau saya tekan sedikit, di ujung PD saya udah muncul bintik-bintik cairan berwarna putih agak kuning dan encer. Masih sedikit dan baru berwujud bintik-bintik gitu. Meskipun seperti itu, kalau saya sentuh, udah basah lho. Itu artinya, preASInya insya Allah udah keluar. Alhamdulillah … Meskipun udah keluar ASInya, saya masih terus melakukan pemijatan pada PD dan punggung. Biar makin lancar produksinya.
Dengan udah keluarnya ASI, saya dan suami udah nggak terlalu khawatir lagi soal ASI saya. Semoga produksinya terus meningkat. Dan nanti setelah bayi lahir, bisa langsung saya susui. Kami berdua udah berbulat tekad pengin IMD, dilanjut memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, dan lanjut lagi ASInya sampai usia anak kami 2 tahun. Semoga keinginan kami itu terkabul. Aamiin …
Oya, tetep nggak lupa juga terus mengonsumsi sayuran hijau. Banyak mengonsumsi sayuran hijau akan meningkatkan produksi ASI. Kalaupun nggak bisa banyak, paling nggak setiap hari ada satu kali makan berlauk sayur hijau. Semangat memberikan ASI!

1 komentar:

  1. Dimana bisa belajar PIJAT ASI? UK saya 26 weeks.. Mohon Informasinya, Bunda..
    Terima Kasih..

    Kemala Endah S. Prasetyo

    BalasHapus