Kamis, 08 November 2012

MPASI Aufa 9 Bulan



Lamaaa nian nggak nulis di blog. Berbulan-bulan. Sibuk ngubek-ubek kerjaan kantor dan sok sibuk lainnya, jadi bikin mandeg ngeblog. ^_^

Saat ini, Aufa sudah berusia 9 bulan lebih seminggu. Nggak terasa udah 9 bulan aja ternyata usianya. Saat nulis perkembangan terakhir Aufa, dia baru mau siap-siap MPASI kayaknya. Lama ya ternyata? Sementara saat ini, Aufa sudah maem, udah MPASI.

Awalnya, saya meniatkan memulai MPASI-nya Aufa nggak pas setelah Aufa berusia 6 bulan. Tapi, menunggu Aufa bener-bener terlihat berminat makan, bukan fase oral semata. Tapiiii ayahnya Aufa bilang kasihan kalau MPASI-nya Aufa ditunda. Biarpun sepertinya Aufa masih menikmati fase oralnya, ayahnya Aufa merasa Aufa sudah siap makan (padahal, menurut saya sih belum, hiks…).

Dan akhirnyaaaa … saat Aufa berusia 6 bulan jalan 2 minggu, kami memberinya makan untuk yang pertama kali. Saat itu, kami memberi maem Aufa pisang ambon yang diulet, kemudian dicampur ASI. Jadi, teksturnya encer begitu, karena ASInya banyak. Selain pisang ambon, kami juga memberi Aufa apel kukus yang kemudian diblender, pir kukus yang juga kemudian diblender, jus alpukat, perasan jeruk manis, perasan jeruk baby, juga jus pepaya. Di antara menu MPASI yang dibuatkan itu, Aufa nggak terlalu antusias sama pir kukus. Jus pepaya blas nggak doyan malahan. Dia paling lahap maem puree apel kukus, jus alpukat, pisang ambon diblender, dan perasan jeruk manis atau jeruk baby.

Sampai Aufa berumur 7 bulan lebih, kami memang belum banyak memberi maem berupa karbohidrat kompleks berupa bubur beras atau serealia lainnya. Kami masih memberi maem buah. Seinget saya, saya baru sekitar 2 kali membuatkan bubur beras putih. Tapi karena tepung berasnya pakai tepung yang udah jadi, Aufa nggak terlalu doyan. Mungkin karena rasanya tepuuuung banget, bukan rasa nasi. Wong pas saya coba juga rasanya bener-bener tepung. Dan itu menurut dokter spesialis anak tempat saya konsultasi ternyata juga nggak recommended. Yang recommended itu tepung berasnya bikin tepung sendiri (menggilingkan beras jadi tepung beras) atau ngambil nasi mateng dari majicom yang kemudian kita bikin bubur. Hihihi … saya salah deh.

Tibalah pada saat Aufa berumur 7,5 bulan Aufa sembelit. Selama 6 hari nggak pup. Duuuh … kasihan. Perutnya keras, seperti kembung. Yang saya ingat, terakhir kali sebelum sembelit, saya kasih Aufa pisang ambon blender. Cuma dua kali waktu makan sih padahal. Sebelumnya lagi saya kasih puree apel kukus. Karena nggak pup juga, saya menghentikan MPASInya selama 4 hari. Pada hari ke-4 penghentian MPASI yang juga bertepatan dengan hari ke-6 Aufa nggak pup, akhirnya saya dan suami membawa Aufa ke rumah sakit. Sebelumnya kami sudah mengupayakan agar Aufa mau maem pepaya. Tapi, udah dicoba berkali-kali, Aufa tetep nggak suka sama pepaya. Pepayanya disembur-sembur. Kami juga udah melakukan pijatan ILU dan juga gerakan mengayuh sepeda. Saya juga memperbanyak pemberian ASI. Tapi, itu ternyata nggak berefek.

Oleh dokter spesialis anak, akhirnya cara yang ditempuh agar pupnya yang tertampung di perut Aufa keluar semua, Aufa dimasuki obat pelancar pup micro**x lewat anus. Duuuh saya nggak tega pas perawatnya masukin obatnya itu lewat anus. Secara, saya udah 3 kali digituin, pas mau operasi ngangkat endometriosis dan caesar. Jadinya saya tahu gimana nggak nyamannya digituin. Saya nggak mau ngeliat, juga nggak mau megang Aufa. Takuuuut dan nggak tega sama Aufa. Ayahnya yang akhirnya megangin Aufa. Pas obatnya udah masuk, dan nggak lama kemudian bekerja, Aufa nangis dalam gendongan saya. Dia pasti kesakitan dan merasa mules-mules perutnya, begitu tebakan saya. Dan bener, pas mau nyampai parkiran rumah sakit, dan saya intip pospaknya, udah ada pupnya. Besar-besar berupa prongkolan. Ada kalau 4 prongkolan besar. Pantesan susah keluar. Sebesar dan sekeras itu. Pas saya bersihkan, ternyata keluar lagi 2 prongkolan besar. Aufa nangis lagi pas 2 prongkolan itu keluar. Tapi sepertinya dia lega.

Oleh dokter spesialis anak, saya disarankan untuk memberi Aufa serealia. Buburnya bisa dibikin dari ngambil nasi dari majicom, kemudian dibikin bubur, dan setelahnya diblender biar halus. Saya disarankan untuk menunda pemberian pisang sampai 6 bulan ke depan. Setelah 6 bulan lagi nanti, bisa dikasih sedikit pisang. Kalau ternyata masih sembelit juga, ditunda lagi pemberian pisangnya.

Pulang dari rumah sakit, saya bikinkan bubur beras buat Aufa. Awalnya cuma sekali sehari, pas pagi aja. Sekitar seminggu setelah setiap harinya saya kasih bubur, jadwal makannya saya tambah jadi 2 kali, pagi dan sore. Pas Aufa berumur 9 bulan lebih 2 hari, jadwalnya nambah lagi jadi 3 kali.

Pas pertama saya kasih bubur beras, Aufa langsuuuuung suka. Lahap banget makannya. Pertama saya kasih, bener-bener cuma bubur beras putih aja, nggak pakai sayur atau campuran apapun. Cuma dikasih daun salam aja biar buburnya harum dan sedap. Soalnya lagi ngetes apakah Aufa nolak atau nerima. Ternyata Aufa suka. Setelah ada respons seneng dari Aufa, baru deh saya kasih tambahan sayur. Pertama saya kasih bayam rebus yang habis itu juga diblender. Yeeee … Aufa sukaaaa banget! Trus saya tambahi lagi wortel rebus, sukaaaaaa lagi. Trus saya kasih sawi rebus, hihihi … dia nggak suka ternyata. Saya kasih tahu rebus juga nggak suka. Labu parang rebus pun juga nggak suka. #Yang bener bukan direbus sih, harusnya dikukus biar vitaminnya nggak larut, ilang … :-(

Terakhir, saya bikinkan bubur kacang hijau plus kentang kukus yang kemudian saya blender, ternyata Aufa lagi-lagi nggak suka. Duuuh … padahal bikinnya banyak. Ya sudah deh … dibikinin maeman lagi. Bubur beras putih plus bayam rebus, blendeeeer. :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar