Lamaaa
nian nggak nulis di blog. Berbulan-bulan. Sibuk ngubek-ubek kerjaan kantor dan
sok sibuk lainnya, jadi bikin mandeg ngeblog. ^_^
Saat
ini, Aufa sudah berusia 9 bulan lebih seminggu. Nggak terasa udah 9 bulan aja
ternyata usianya. Saat nulis perkembangan terakhir Aufa, dia baru mau siap-siap
MPASI kayaknya. Lama ya ternyata? Sementara saat ini, Aufa sudah maem, udah
MPASI.
Awalnya,
saya meniatkan memulai MPASI-nya Aufa nggak pas setelah Aufa berusia 6 bulan.
Tapi, menunggu Aufa bener-bener terlihat berminat makan, bukan fase oral
semata. Tapiiii ayahnya Aufa bilang kasihan kalau MPASI-nya Aufa ditunda.
Biarpun sepertinya Aufa masih menikmati fase oralnya, ayahnya Aufa merasa Aufa
sudah siap makan (padahal, menurut saya sih belum, hiks…).
Dan
akhirnyaaaa … saat Aufa berusia 6 bulan jalan 2 minggu, kami memberinya makan
untuk yang pertama kali. Saat itu, kami memberi maem Aufa pisang ambon yang
diulet, kemudian dicampur ASI. Jadi, teksturnya encer begitu, karena ASInya
banyak. Selain pisang ambon, kami juga memberi Aufa apel kukus yang kemudian
diblender, pir kukus yang juga kemudian diblender, jus alpukat, perasan jeruk
manis, perasan jeruk baby, juga jus pepaya. Di antara menu MPASI yang dibuatkan
itu, Aufa nggak terlalu antusias sama pir kukus. Jus pepaya blas nggak doyan
malahan. Dia paling lahap maem puree apel kukus, jus alpukat, pisang ambon
diblender, dan perasan jeruk manis atau jeruk baby.
Sampai
Aufa berumur 7 bulan lebih, kami memang belum banyak memberi maem berupa
karbohidrat kompleks berupa bubur beras atau serealia lainnya. Kami masih
memberi maem buah. Seinget saya, saya baru sekitar 2 kali membuatkan bubur
beras putih. Tapi karena tepung berasnya pakai tepung yang udah jadi, Aufa
nggak terlalu doyan. Mungkin karena rasanya tepuuuung banget, bukan rasa nasi.
Wong pas saya coba juga rasanya bener-bener tepung. Dan itu menurut dokter
spesialis anak tempat saya konsultasi ternyata juga nggak recommended. Yang
recommended itu tepung berasnya bikin tepung sendiri (menggilingkan beras jadi tepung
beras) atau ngambil nasi mateng dari majicom yang kemudian kita bikin bubur.
Hihihi … saya salah deh.
Tibalah
pada saat Aufa berumur 7,5 bulan Aufa sembelit. Selama 6 hari nggak pup. Duuuh
… kasihan. Perutnya keras, seperti kembung. Yang saya ingat, terakhir kali
sebelum sembelit, saya kasih Aufa pisang ambon blender. Cuma dua kali waktu
makan sih padahal. Sebelumnya lagi saya kasih puree apel kukus. Karena nggak
pup juga, saya menghentikan MPASInya selama 4 hari. Pada hari ke-4 penghentian
MPASI yang juga bertepatan dengan hari ke-6 Aufa nggak pup, akhirnya saya dan
suami membawa Aufa ke rumah sakit. Sebelumnya kami sudah mengupayakan agar Aufa
mau maem pepaya. Tapi, udah dicoba berkali-kali, Aufa tetep nggak suka sama
pepaya. Pepayanya disembur-sembur. Kami juga udah melakukan pijatan ILU dan
juga gerakan mengayuh sepeda. Saya juga memperbanyak pemberian ASI. Tapi, itu
ternyata nggak berefek.
Oleh
dokter spesialis anak, akhirnya cara yang ditempuh agar pupnya yang tertampung
di perut Aufa keluar semua, Aufa dimasuki obat pelancar pup micro**x lewat
anus. Duuuh saya nggak tega pas perawatnya masukin obatnya itu lewat anus.
Secara, saya udah 3 kali digituin, pas mau operasi ngangkat endometriosis dan
caesar. Jadinya saya tahu gimana nggak nyamannya digituin. Saya nggak mau
ngeliat, juga nggak mau megang Aufa. Takuuuut dan nggak tega sama Aufa. Ayahnya
yang akhirnya megangin Aufa. Pas obatnya udah masuk, dan nggak lama kemudian
bekerja, Aufa nangis dalam gendongan saya. Dia pasti kesakitan dan merasa mules-mules
perutnya, begitu tebakan saya. Dan bener, pas mau nyampai parkiran rumah sakit,
dan saya intip pospaknya, udah ada pupnya. Besar-besar berupa prongkolan. Ada
kalau 4 prongkolan besar. Pantesan susah keluar. Sebesar dan sekeras itu. Pas
saya bersihkan, ternyata keluar lagi 2 prongkolan besar. Aufa nangis lagi pas 2
prongkolan itu keluar. Tapi sepertinya dia lega.
Oleh
dokter spesialis anak, saya disarankan untuk memberi Aufa serealia. Buburnya
bisa dibikin dari ngambil nasi dari majicom, kemudian dibikin bubur, dan
setelahnya diblender biar halus. Saya disarankan untuk menunda pemberian pisang
sampai 6 bulan ke depan. Setelah 6 bulan lagi nanti, bisa dikasih sedikit
pisang. Kalau ternyata masih sembelit juga, ditunda lagi pemberian pisangnya.
Pulang
dari rumah sakit, saya bikinkan bubur beras buat Aufa. Awalnya cuma sekali
sehari, pas pagi aja. Sekitar seminggu setelah setiap harinya saya kasih bubur,
jadwal makannya saya tambah jadi 2 kali, pagi dan sore. Pas Aufa berumur 9
bulan lebih 2 hari, jadwalnya nambah lagi jadi 3 kali.
Pas
pertama saya kasih bubur beras, Aufa langsuuuuung suka. Lahap banget makannya.
Pertama saya kasih, bener-bener cuma bubur beras putih aja, nggak pakai sayur
atau campuran apapun. Cuma dikasih daun salam aja biar buburnya harum dan
sedap. Soalnya lagi ngetes apakah Aufa nolak atau nerima. Ternyata Aufa suka.
Setelah ada respons seneng dari Aufa, baru deh saya kasih tambahan sayur.
Pertama saya kasih bayam rebus yang habis itu juga diblender. Yeeee … Aufa
sukaaaa banget! Trus saya tambahi lagi wortel rebus, sukaaaaaa lagi. Trus saya
kasih sawi rebus, hihihi … dia nggak suka ternyata. Saya kasih tahu rebus juga
nggak suka. Labu parang rebus pun juga nggak suka. #Yang bener bukan direbus
sih, harusnya dikukus biar vitaminnya nggak larut, ilang … :-(
Terakhir,
saya bikinkan bubur kacang hijau plus kentang kukus yang kemudian saya blender,
ternyata Aufa lagi-lagi nggak suka. Duuuh … padahal bikinnya banyak. Ya sudah
deh … dibikinin maeman lagi. Bubur beras putih plus bayam rebus, blendeeeer.
:-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar