Selasa, 17 Juli 2012

Galau MPASI-nya Aufa


Saat ini, Aufa sudah berumur 5,5 bulan. Itu artinya, sebentar lagi alias 2 minggu lagi, Aufa sudah genap 6 bulan. Kalau menurut WHO, setelah berusia 6 bulan, bayi sudah diperbolehkan mendapatkan asupan makanan pendamping ASI (MPASI). Hmm … cepat sekali ya waktu berlari? Nggak kerasa udah mau 6 bulan.

Menjelang usia Aufa 6 bulan, sampai saat ini saya sebagai emaknya masih belum punya rencana yang pasti soal MPASInya Aufa nanti bagaimana. Apakah itu soal metodenya maupun juga menu-menunya. Huuuftt … pekerjaan yang akhir-akhir  ini menumpuk, membuat emaknya ini belum sempat juga memikirkan. Di kantor banyak kerjaan, di rumah masih harus momong Aufa yang sampai sekarang belum bisa nyenyak tidur. Tidur siang maupun tidur malam, sama-sama belum nyenyak. Kalau malam hari, bisa dipastikan dia nglilir sampai lebih dari 6 kali. Entah, saya dan ayahnya belum tahu kenapa Aufa masih saja belum bisa pules. Ataukah memang sebagian bayi seperti Aufa, susah tidur? Entahlaaah ….

Sedari awal, saya dan suami sudah sepakat memakai metode konvensional untuk MPASInya Aufa nanti. Kami akan melewati tahap membuatkan puree. Tapi, sejak hampir 2 bulan lalu, saya mulai terusik untuk beralih ke metode BLW. Biar baby bisa lebih mandiri dalam hal makan, mencegah anak  GTM, mendapatkan suasana makan yang menyenangkan dan nyaman, merasa nggak ‘dipaksa’ harus makan, dan sebagainya. Tapi, saat saya dulu mengutarakan niat ini ke suami, suami belum sreg. Dia masih tetap pada pendirian untuk pakai metode konvensional saja. Kalau BLW, suami takut kalau Aufa nanti malah kesedak. Secara, kalau BLW kan makanan yang dikasih berupa finger food, bukan puree. Hmm … ya sudahlah. 

Akhirnya, mungkin begini saja. Suatu ketika Aufa dikasih puree, tapi saat makan snack atau di saat yang lain, dia dicoba pakai BLW. Tapi, kira-kira kalau begini aman nggak ya buat baby? Secara, awalnya dikasih yang halus-halus, tapi di saat yang lain dikasih yang masih kasar. Yaaah … meskipun itu buah, baik yang dikukus maupun tidak. #galau#

Hmm … musti lebih giat nih berdoanya sama Allah biar ditunjukkan pilihan. Mumpung bentar lagi Ramadhan sudah tiba. :-) Lebih banyak belajar lagi juga, kira-kira mana yang bakal diterapkan ke Aufa. Mencari sisi positif dan negatif dari masing-masing metode.

Soal memulai MPASI sendiri, saya sebenarnya pengin menunda. Bukan diberikan setelah Aufa genap 6 bulan, tapi ditunda sampai Aufa paling tidak berumur 1 tahun. Berdasarkan pengalaman beberapa ibu yang memberikan MPASI di atas 1 tahun (bahkan ada yang sampai usia anak 18 bulan alias 1,5 tahun), anak-anak mereka tumbuh sehat, jarang sakit, otak lebih cepat menangkap pesan dan stimulus. Bahkan saya pernah membaca sebuah berita di situs det*k health, pemberian MPASI saat baby berusia 18 bulan, akan membuat anak lebih sehat dan lebih cerdas. 

Tapi lagi-lagi, saat saya bilang ini ke suami, suami juga kurang sreg. Katanya, MPASInya kalau Aufa sudah berusia 6 bulan aja. Tapi, setelah saya jelaskan lebih lanjut soal penundaan MPASI ini, akhirnya ayahnya Aufa bilang, “Ya sudah, lihat perkembangan Kakak Aufa dulu aja nanti gimana”. Huuftt … legaaaaa. Enaknyaaaa bisa diskusi enak begini sama suami. Enggak ngotot-ngototan, main “pokoknya harus”. Tapi, saling berargumen yang beralasan . Wkwkwkwk ….

Semoga, apa yang kami berikan dan kami lakukan untuk Aufa, tidak membawa efek buruk padanya maupun pada kami selaku orangtuanya. Ya Allah, lindungan kami sekeluarga ini dalam dekapan kasih sayang-Mu, terhindar dari mara bahaya maupun penyakit. Jagalah kami selalu dalam kesehatan. Aamiin ya rabbal’alamiin … :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar