Saat
ini, Aufa sudah berumur 5,5 bulan. Itu artinya, sebentar lagi alias 2 minggu
lagi, Aufa sudah genap 6 bulan. Kalau menurut WHO, setelah berusia 6 bulan,
bayi sudah diperbolehkan mendapatkan asupan makanan pendamping ASI (MPASI). Hmm
… cepat sekali ya waktu berlari? Nggak kerasa udah mau 6 bulan.
Menjelang usia Aufa 6 bulan, sampai saat ini saya sebagai emaknya masih belum punya rencana yang pasti soal MPASInya Aufa nanti bagaimana. Apakah itu soal metodenya maupun juga menu-menunya. Huuuftt … pekerjaan yang akhir-akhir ini menumpuk, membuat emaknya ini belum sempat juga memikirkan. Di kantor banyak kerjaan, di rumah masih harus momong Aufa yang sampai sekarang belum bisa nyenyak tidur. Tidur siang maupun tidur malam, sama-sama belum nyenyak. Kalau malam hari, bisa dipastikan dia nglilir sampai lebih dari 6 kali. Entah, saya dan ayahnya belum tahu kenapa Aufa masih saja belum bisa pules. Ataukah memang sebagian bayi seperti Aufa, susah tidur? Entahlaaah ….
Sedari
awal, saya dan suami sudah sepakat memakai metode konvensional untuk MPASInya
Aufa nanti. Kami akan melewati tahap membuatkan puree. Tapi, sejak hampir 2
bulan lalu, saya mulai terusik untuk beralih ke metode BLW. Biar baby bisa lebih
mandiri dalam hal makan, mencegah anak GTM, mendapatkan suasana makan yang
menyenangkan dan nyaman, merasa nggak ‘dipaksa’ harus makan, dan sebagainya.
Tapi, saat saya dulu mengutarakan niat ini ke suami, suami belum sreg. Dia
masih tetap pada pendirian untuk pakai metode konvensional saja. Kalau BLW,
suami takut kalau Aufa nanti malah kesedak. Secara, kalau BLW kan makanan yang
dikasih berupa finger food, bukan puree. Hmm … ya sudahlah.
Akhirnya,
mungkin begini saja. Suatu ketika Aufa dikasih puree, tapi saat makan snack
atau di saat yang lain, dia dicoba pakai BLW. Tapi, kira-kira kalau begini aman
nggak ya buat baby? Secara, awalnya dikasih yang halus-halus, tapi di saat yang
lain dikasih yang masih kasar. Yaaah … meskipun itu buah, baik yang dikukus
maupun tidak. #galau#
Hmm
… musti lebih giat nih berdoanya sama Allah biar ditunjukkan pilihan. Mumpung
bentar lagi Ramadhan sudah tiba. :-) Lebih banyak belajar lagi juga, kira-kira
mana yang bakal diterapkan ke Aufa. Mencari sisi positif dan negatif dari
masing-masing metode.
Soal
memulai MPASI sendiri, saya sebenarnya pengin menunda. Bukan diberikan setelah
Aufa genap 6 bulan, tapi ditunda sampai Aufa paling tidak berumur 1 tahun.
Berdasarkan pengalaman beberapa ibu yang memberikan MPASI di atas 1 tahun
(bahkan ada yang sampai usia anak 18 bulan alias 1,5 tahun), anak-anak mereka
tumbuh sehat, jarang sakit, otak lebih cepat menangkap pesan dan stimulus.
Bahkan saya pernah membaca sebuah berita di situs det*k health, pemberian MPASI
saat baby berusia 18 bulan, akan membuat anak lebih sehat dan lebih cerdas.
Tapi
lagi-lagi, saat saya bilang ini ke suami, suami juga kurang sreg. Katanya,
MPASInya kalau Aufa sudah berusia 6 bulan aja. Tapi, setelah saya jelaskan
lebih lanjut soal penundaan MPASI ini, akhirnya ayahnya Aufa bilang, “Ya sudah,
lihat perkembangan Kakak Aufa dulu aja nanti gimana”. Huuftt … legaaaaa.
Enaknyaaaa bisa diskusi enak begini sama suami. Enggak ngotot-ngototan, main “pokoknya
harus”. Tapi, saling berargumen yang beralasan . Wkwkwkwk ….
Semoga,
apa yang kami berikan dan kami lakukan untuk Aufa, tidak membawa efek buruk
padanya maupun pada kami selaku orangtuanya. Ya Allah, lindungan kami
sekeluarga ini dalam dekapan kasih sayang-Mu, terhindar dari mara bahaya maupun
penyakit. Jagalah kami selalu dalam kesehatan. Aamiin ya rabbal’alamiin … :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar