Selasa, 09 Agustus 2011

Bisnisan Mete (Lagi)


Bisnisan lagi. Seperti bulan Ramadan tahun kemarin, kali ini saya dan suami kembali membuka bisnis mete dan emping jagung lagi. Tapi untuk sementara, kami lebih memfokuskan pada mete dulu. Ini agak beda dengan tahun kemarin yang mete sama emping jagungnya udah kami geber sejak awal Ramadan. Kalau dibandingin sama tahun kemarin, tahun ini start kami lebih terlambat. Kami baru start promosi sekitar hari kedua Ramadan. Ini terjadi karena harga mete tahun ini meroket jadi tinggiiiiii banget dibandingkan tahun kemarin. Kalau tahun kemarin, di awal-awal bisa pasang harga 74 ribu per kilo mete mateng, sekarang udah nggak bisa. Sekarang, pasang harga awalnya udah 110 ribu. Wiiiii … beda jauh banget harganya kan? Harga mete mentahnya juga nggak kalah tinggi, sekitar 95 ribu per kilo untuk harga awal Ramadan. Beda dengan tahun kemarin yang 66 ribu per kilo di awal Ramadan. Awalnya kami takut ntar nggak ada yang beli karena harga metenya tinggi gitu. Tapi setelah meyakinkan diri, akhirnya ikhtiar aja deh. Semoga tetep laku. Dan jadilah start kami telat karena kami kebanyakan nimbang-nimbang dan mikir-mikir. Laku, enggak, laku, enggak, laku, enggak, laku … Kulakan, enggak, kulakan, enggak, kulakan …

Dengan adanya perbedaan harga ini, mau nggak mau kami banyak nerima komplain dari langganan lama maupun calon pembeli baru. “Kok harganya mahal banget sih?”, “Ya ampun, kok beda banget sih harganya dibanding tahun kemarin?”, dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu hampir selalu kami terima. Tapi karena emang harga mete di pasaran sedang tinggi, ya kami mesti gimana lagi? Tentu nggak ada jawaban lain selain menjelaskan apa yang sebenernya terjadi dengan permetean saat ini yang harganya lagi tinggi. Wiii … bahasanya! Permetean gitu loh! Hihihi ….
Karena tahun kemarin nggak ada kemarau alias hujan melulu, buah jambu mete jadi banyak yang berjatuhan saat masih kecil. Hanya sedikit yang bisa bertahan sampai tua sehingga metenya bisa dipanen. Beda kalau buah jambu metenya berbuah pas saat musim kemarau, buahnya bisa bertahan sampai tua karena nggak terkena guyuran hujan yang menyebabkan buah-buah muda berjatuhan. Tapi karena pembeli emang biasanya nggak mau tahu kenapa harganya mahal dan kenapa di lain waktu murah, ya akhirnya penjual mau nggak mau emang nerima komplain kalau harganya pas mahal. Sebagai pembeli kan emang maunya mendapatkan barang bagus tapi dengan harga murah. Yaa … prinsip ekonomi lah. Kayak saya juga gitu kalau belanja. Maunya dapat barang bagus tapi harganya murah. Hehehe …
Tapi sekali lagi ya gimana, kulakannya udah dengan harga mahal, kalau saya jual murah, ntar saya nggak jadi jualan jadinya. Kan penjual emang berjualan barang-barang buat nyari untung. Soal harga mahal ini, saya dan suami juga sampai megap-megap ngeluarin modal. Gimana nggak megap-megap kalau harga kulakannya udah selangit. Duit dari mana biar bisa kami pakai buat modal buat kulakan mete yang harganya selangit gitu? Tapi inilah kebaikan Allah, Dia memberi rezeki sebagai jalan keluar di saat-saat ‘kritis’ kami mau kulakan tapi terkendala modal. Sehingga kami nggak perlu pinjem uang ke saudara atau orang tua. Gusti Allah emang bener-bener penyelesai masalah, bahkan semuuuuuuua masalah. Terima kasih ya Allah … Kau memang selalu menyayangi kami. Kami berkali-kali membuktikannya ya Rabb.
Dan akhirnya, jadilah kami bisnisan mete lagi kayak tahun kemarin. Tahun kemarin, kami bisa jual mete sampai lebih dari 1 kuintal dan emping jagungnya sekitar 15 kg. Tahun ini kami juga berniat bisa menjual mete lebih dari 1 kuintal lagi kayak tahun kemarin. Meskipun memang sekarang kami dihantui rasa waswas metenya bakal banyak yang beli kayak tahun kemarin atau enggak. Dan lagi, sesuai dengan perkembangan harga-harga jika mendekati Lebaran, semakin mendekati Lebaran maka harga mete akan semakin naik. Itu sama dengan perkembangan harga barang-barang lainnya seperti daging, ikan, atau telur. Bahkan buah-buahan pun juga gitu. Pagi ini aja saya udah dapat SMS dari suami kalau harga mete udah naik. Haduuuuhhh … pusing dah. Mau pasang harga berapa lagi kalau gini? Trus, gimana ntar kulakannya? Bisa kulakan lagi atau enggak? Tapi ya udahlah, semua dipasrahin aja sama Allah. Yang penting kami udah ikhtiar dan berdoa semoga bisnis kecil-kecilan kami ini lancar dan nantinya berkembang menjadi bisnis besar. Amin ya rabbal’alamin …. Selanjutnya kami biarkan tangan Allah yang bekerja menyempurnakan ikhtiar dan doa kami.



1 komentar:

  1. mba , saya mau jual biji mete.. tertarik nda? saya berdomisili di purwosari solo, kalo berminat, brapa harga belinya? maturnuwun.

    BalasHapus