Kamis, 18 Agustus 2011

Mudik Lebaran


Lebaran sebentar lagi. Ada rasa sedih, tapi jug ada rasa bahagia. Sedih karena bulan penuh berkah ini akan segera berlalu. Bulan dimana ibadah-ibadah kita dilipatgandakan pahalanya, sebentar lagi akan berganti bulan. Ada semacam ketakutan kalau-kalau ini adalah bulan puasa terakhir bagi saya, juga bagi kita semua. Sedih lainnya adalah karena selama bulan puasa ini, saya sama sekali nggak ikut puasa. Sediiiihhh. Jadi berasa kalau bulan Ramadan ini kayak bukan Ramadan karena saya nggak ikut puasa.
Selain ada sedihnya, ada juga bahagianya. Soalnya nanti ketika Lebaran, saya bakal ketemu dengan keluarga besar, terutama keluarga besar suami saya. Kalau keluarga besar saya sih jangan harap. Susaaaaah banget ngumpul-ngumpul. Hanya beberapa aja yang bisa ketemu dan ngumpul-ngumpul pada saat Lebaran. Padahal kalau dipikir-pikir, sebagian besar keluarga besar saya tinggal di kecamatan yang sama. Hanya beberapa aja yang berbeda kabupaten, di kabupaten sebelah aja. Bantul. Tapi ya begitulah. Tiap orang punya sikap dan prinsip sendiri-sendiri bagaimana menjalani kehidupan kekeluargaan. Ada yang mau berakrab-akrab ria dengan keluarga besar dan ada yang nggak mau alias acuh. Toh, kalaupun keluarga besar sedarah nggak mau berakrab-akrab ria, masih ada banyak tetangga yang nggak memiliki hubungan darah tapi terus saling membangun hubungan silaturahmi.Hehehe … malah cerita ngalor ngidul. :-)
Kalau dihitung-hitung, Lebaran tinggal 10 hari lagi. Yang jauh merantau, sekarang udah mulai banyak yang pada mudik. Adik saya di Jakarta juga udah mudik. Biar nggak kena macet di jalan katanya. Makanya mudiknya jauh-jauh hari dari Lebaran. Sedangkan saya, hmmm … sejak 11 tahun yang lalu, mudik Lebaran udah menjadi rutinitas tahunan. Hehehe … Untuk sekarang, kemungkinan besar saya dan suami akan mudik tanggal 28 Agustus atau 29 Agustus. H-2 Lebaran atau H-1 Lebaran. Sebenarnya hari terakhir saya masuk kerja adalah hari Jumat tanggal 26 Agustus. Tapi karena hari terakhir suami saya masuk kerja hari Sabtu tanggal 27 Agustus, masih pakai lembur sampai larut malam lagi, jadilah waktu yang paling cepat untuk mudik adalah hari Minggu tanggal 28 Agustus. Itu pun belum pasti karena nanti kami belum tahu apakah hari Minggu itu kami masih punya tanggungan mengirimkan mete atau nggak. Kalau masih, ya udah, kami mudiknya baru keesokan harinya alias tanggal 29 Agustus. Hehehe … balada menjadi pedagang.
Karena tahun kemarin kami melewatkan malam takbiran dan hari pertama Lebaran di kampung mertua saya di Wonogiri, tahun ini kami gantian akan melewatkannya di kampung orang tua saya di Kulonprogo. Biar adil, gitu. Rencananya, nanti setelah shalat Ied dan sungkeman kepada orang tua dan juga silaturahmi ke tempat simbah, keluarga, dan juga tetangga, kami akan langsung ke Wonogiri pada hari pertama Lebaran. Soalnya, dalam tradisi keluarga besar suami, malam Lebaran kedua ada acara kumpul-kumpul keluarga besar di rumah mbah. Kalau kami nggak hadir, kami merasa nggak enak. Selain itu, efeknya kami bakalan keliling dari rumah saudara ke rumah saudara yang lain yang jumlahnya aje gileeeeee. Nah, daripada muter-muter ke buaanyak tempat dan tentunya biar bisa ngumpul bareng keluarga besar, kami harus dateng ke acara itu. Kan biar agak ngirit gitu nggak usah mendatangi rumah saudara satu per satu. Selain itu, kan sayang pertemuan keluarga besar kok kitanya nggak hadir. Nggak ngerasain serunya ngumpul-ngumpul, gitu.
Karena rumah kami berada di tengah-tengah di antara rumah orang tua dan mertua, maka kami berencana ke Jogja naik kereta prameks. Kami akan berangkat dari Stasiun Purwosari. Sepeda motor dititipin di sana. Nanti kami akan turun di Stasiun Tugu dan nyambung naik bis kota, trus nyambung lagi naik bis ke arah daerah tempat tinggal orang tua saya. Trus, nggak cuman itu. Kami bakal dijemput di pemberhentian kami. Ya ampuuuuun … banyak banget ya nyambungnya? Soalnya bis yang menuju ke arah kampung orang tua saya, udah lama nggak jalan. Udah nggak ada penumpang katanya. Lahhh … pan ada saya dan suami saya yang jadi penumpangnya, Pak Sopir. :-)
Kami memutuskan ke rumah orang tua saya naik kereta dan sambung-menyambung pakai bis karena melihat kondisi fisik saya yang lagi hamil. Suami saya takut kalau kami mudik pakai motor kayak sebelum saya hamil, saya bakal kecapekan. Suami saya takut ntar terjadi apa-apa sama kandungan saya kalau sayanya kecapekan. Maunya saya sih mudiknya pakai mobil aja biar nggak usah sambung-menyambung naik kereta dan bis, juga biar kami nggak capek. Tapi ya gimanaaaaa … mobil aja belum punya, gimana mau mudik naik mobil? Hmmmm … aya-aya wae saya ini. :-)
Nah, karena kami memutuskan bakal naik kereta dan disambung naik bis ke rumah orang tua saya, jadilah nanti kami baliknya ke Solo juga menggunakan jasa transportasi itu lagi. Semoga kami masih bisa terangkut dan nggak uyel-uyelan (ngareeeeppp). Soalnya pas kami mudik ke Jogja, itu adalah saat padat-padatnya arus mudik. Trus pas kami balik lagi ke Solo di hari pertama Lebaran, arus mudik juga masih padat. Belum lagi banyak orang juga yang saling bersilaturhami antara Jogja-Solo naik kereta prameks. Hmm … semoga nggak uyel-uyelan lageeee. Amiiiin ….
Kalau mudik ke Jogjanya naik kereta Prameks trus nyambung naik bis, nanti rencananya kami mudik ke Wonogiri akan bermotor ria. Dari Stasiun Purwosari langsung bablas ke Wonogiri. Pengennya sih juga sama kayak pas ke Jogja, naik kereta. Tapi apalah daya, kereta ke Wonogirinya belum jalan lagi. Dan lagi, keretanya cuma sampai Wonogiri kota. Padahal untuk sampai rumah mertua, kami masih butuh 1,5 jam lagi. Ya sud, motoran aja nyantai. Semoga pas nyampai rumah mertua nggak pegel-pegel habis perjalanan jauh dari Kulonprogo.

4 komentar:

  1. bisa diganti lagi dengan bulan yang lain!ttp semangat!

    BalasHapus
  2. wah selamat mudik....kalau pulang kewonogiri aku naik buz aja, 4jam dr jogja

    BalasHapus
  3. @bias : iya ya? teteep semangaaaaattt!! :-)

    BalasHapus
  4. @cawah : sama-sama ya? selamat mudik juga... udah hebring aja nih bawaaanya :-)

    BalasHapus