Kamis, 19 April 2012

Huriya Aufa Qurrotaayun


Huriya Aufa Qurrotaayun. Itulah nama yang kami sematkan pada bayi perempuan kami, buah hati pertama kami. Setelah melalui diskusi panjang, dan juga sempat berganti-ganti usulan nama, akhirnya nama itulah yang kami berikan. Bidadari surga yang setia memegang janji dan menyejukkan jiwa, begitu kira-kira arti dari nama itu. Semoga doa yang kami lantunkan untuknya melalui namanya, akan terwujud. Aaamiin ya rabbal’alamiin … :-)

Pada hari keenam kelahirannya alias sehari sebelum diakikahi, nama itu baru resmi disetujui oleh banyak pihak (pihaaakk? kayak apaaaa aja). Sebetulnya, saat usia kandungan saya berumur 8 bulan, kami sudah memiliki rancangan nama untuknya. Karena saat itu hasil USG dokter tetap belum jelas jenis kelaminnya, kami menyiapkan 2 nama, 1 nama laki-laki dan 1 nama perempuan. Tapi ternyata setelah bayi kami lahir, nama perempuan yang sudah kami siapkan, nggak disetujui oleh keluarga mertua. Akhirnyaaaa kami cari cari cari cariiii lagi nama baru. Haduuuuh … namanya siapa ya? Mesti pakai jalan bertapa segala apa ya biar dapet nama yang bagus? *lebay!!*
Singkatnya, setelah melalui berbagai ritual magis, bakar kemenyan, sampai berendam di air kolam yang airnya diambil dari 7 sumur (lebay lagi!!) kami akhirnya menyepakati sebuah rangkaian nama untuk bayi mungil kami. Huriya Aufa Qurrotaayun. Kepadanya, kami memanggil Aufa, lebih tepatnya Kakak Aufa, dan lebih tepatnya lagi Kakak Aufa Sayang (ada yang lebih tepat lagi nggaaaak?).
Sejak dalam kandungan, kami memanggilnya kakak. Kami tidak memanggilnya adek atau dedek. Kami memanggilnya kakak karena kelak, dia akan menjadi kakak dari adiknya. Buat pengondisian juga gitu loh biar dia tahu bahwa kelak kalau sudah saatnya, dia akan punya adik. Bahwa kelak, dia akan berbagi dengan adiknya, berbagi banyak hal. Bahwa cinta dan kasih sayang ayah dan ibunya akan diberikan juga untuk adiknya (mengurangi tingkat sibling rivalry gitu ceritanya).
Alhamdulillah, Aufa tumbuh dengan baik dan sehat. Semakin hari, tubuhnya semakin aktif. Dan bahkan sekarang, dia aktiiiiiif sekali bergerak. Bahkan bobok aja, sekarang udah lasak banget, mosak-masik ke sana kemari. Pas bobok, kepalanya ada di mana, pas bangun udah ada di mana. Padahal umurnya baru 2,5 bulan. Sejak umur 3 minggu, dia udah mulai miring-miring, meskipun saat itu baru kepalanya saja yang sering menoleh ke satu arah, lamaaaaaa. Kemudian dengan sekuat tenaga, dia bawa badannya ke arah kepalanya menoleh. Di lain waktu, kepalanya menoleh ke arah satunya, dan juga diikuti dengan membawa badannya ke arah tolehan kepalanya. Tapi karena memang masih kecil, miring-miringnya juga masih kepayahan. Baru pada saat dia umur 4 pekan menuju 5 pekan, dia bisa miring beneran. Bisa miring ke kiri dan ke kanan sendiri dan balik telentang lagi sendiri. Hebaaaaattt!! Nggak perlu bantuan.
Sekarang ini, Aufa udah pengin tengkurep aja bawaannya. Kalau nggak diawasi pas dia lagi miring-miring, dia udah nyaris tengkurep, dan belum bisa balik telentang sendiri. Lehernya juga udah semakin kuat. Bahkan semingguan ini, dia nggak terlalu seneng digendong ala bayi gitu. Maunya digendong diberdirikan di depan dada. Atau kalau nggak, digendong di depan kayak posisi dia lagi duduk gitu. Kalau digendong ala bayi gitu, kaki dan tangannya udah heboh aja gerak-gerak terus. Kakinya diangkat-angkat, minta diberdirikan.
Awalnya, kami nggak mau motong rambutnya. Habisnya dia kan perempuan, masak gundul? Ditambah lagi, pas lahir, rambutnya udah gondrong hitam gitu. Kan sayang. Masak udah gondrong gitu, dibotakin sih? Tapi, makin ke sini, sepertinya dia kegerahan dengan rambut gondrongnya. Setelah rambut-rambut panjang di bagian pinggir-pinggir dipotong oleh ayahnya, ternyata dia tetap merasa gerah. Terpaksalah beberapa minggu kemudian, tepatnya hari Sabtu kemarin, dibotakinlah kepalanya. Halus lus lus lus! Dan sekarang, udah mulai tumbuh lagi rambutnya.
Dibandingkan bayi tetangga rumah yang lahirnya beda 4 hari, badan Aufa termasuk biasa-biasa aja. Badan bayi tetangga rumah, genduuuuut banget. Padahal dia mimiknya ASI eksklusif juga, sama kayak Aufa. Lahir dengan berat 3,3 kg, pas umur 2 bulan, beratnya udah 6,5 kg. Nah, kalau Aufa, pas umur 1 bulan, beratnya naik 1,1 kg sehingga menjadi 4,1 kg. Pas umur 2 bulan naik lagi 1,1 kg sehingga menjadi 5,2 kg. Berat terakhir belum tahu, belum nimbang lagi. Nggak tahu deh, kemarin pas batuk pilek seminggu lebih, berpengaruh sama pertambahan berat badannya atau nggak. Moga-moga aja nggak berpengaruh.
Sehat terus ya Sayang!
Love,
Ummi & Abi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar