Ini
rada nggak nyambung sama tulisan yang diposting sebelumnya nih. Tapi, ada
hubungannya. Nah loh, gimana tuh? Jadi gini, di tulisan sebelumnya yang tentang
Aufa ngabisin ASI perah 100 ml dalam sekali minum, saya bilang di situ “Saya
benar-benar dibuat pingsan dengan kabar itu”. Kata ‘pingsan’nya saya bold ya?
Selain saya tulis di blog dalam versi panjangnya, saya tuliskan juga soal Aufa
yang mimik 100 ml dalam sekali minum itu dalam status saya di facebook. Bunyi
status facebook saya begini nih “Dapet laporan dari bapaknya, Aufa minum ASIP sekali
tenggak habis 100 ml. Huaaaaaa!! #kaget, emaknya langsung pingsan#”. Kata ‘pingsan’nya
juga saya bold ya?
Saya
nggak tahu apa yang ada dalam pikiran orang-orang jika membaca status di
facebook saya itu. Tapiii … kalau yang terbiasa chit-chat di dunia maya,
orang-orang pasti tahu apa maksud dan arti dari kata-kata dalam status saya
itu. Kita di dunia maya ini, insya Allah nggak ada yang berniat untuk mencari
musuh. Termasuk diri saya sendiri tentunya. Di dunia maya ini, kita ingin
mendapatkan banyak teman, bisa ngobrol hal-hal yang menyenangkan dengan
teman-teman kita.
Saya
sendiri di dunia nyata termasuk orang yang suka gojekan a.k.a humor. Bagi orang
lain, mungkin dianggap lebay kali ya humornya saya? Hehehe … Tapii, whatever,
tiap orang punya persepsi masing-masing sepertinya ya soal humor? Ada yang suka
humor dan ada yang garing banget nggak punya sense humor. Atau mungkin suka
humor, tapi dalam konteks yang saling berlainan antara satu orang dengan orang
lainnya.
Di
dunia nyata suka gojekan, di dunia maya pun saya juga suka gojekan. Dan saya
lihat, orang-orang yang berchit-chat di dunia maya pun kebanyakan juga gojekan
saat ngobrol. Meskipun misalnya ngobrol atau tanya jawab di dunia maya
berkonten serius, tapi saling ngobrolnya pun juga sering sekali diselingi
hal-hal ringan, bahkan kadang sambil ledek-ledekan yang tidak menyinggung
perasaan. Hanya untuk lucu-lucuan menambah keakraban. Namanya juga forum untuk
memperluas dan memperbanyak teman kan? Jadilah wajar jika begitu.
Dari
sekian orang yang membaca status di akun facebook saya itu atau yang membaca
postingan saya di blog, saya nggak tahu ada berapa banyak orang yang mengganggap
kata-kata saya itu serius dan berapa banyak yang menganggap kata-kata saya itu
gojekan. Lebih tepatnya, kata yang saya maksud itu adalah kata ‘pingsan’.
Bagi
saya sendiri yang suka gojekan, maksud dari kata-kata saya tersebut adalah
gojekan. Hmm … mungkin semacam begini “Aduh, mati aku! Lupa nggak bawa dompet.
Mana udah terlanjur di kasir lagi”. Kalau saya membaca kalimat yang berbunyi
seperti itu di jejaring sosial, saya langsung paham bahwa si penulis kalimat
tidak mati. Dia hanya mengungkapkan perasaannya saja yang lupa nggak membawa
dompet. Demikian juga dengan maksud kata-kata saya “Kaget, emaknya langsung
pingsan”. Tentu saya tidak pingsan. Kalau pingsan, mana bisa nulis status
facebook? Dan kok ya sempet-sempetnya gitu nulis status? :-) Pun kalau ada yang
bilang “Aduh, mati aku”, tentu yang nulis juga masih hidup, nggak mati. Mosok
orang udah mati bisa nulis status atau ngetweet? :-)
Tapi,
sekali lagi, kita hidup dengan banyak orang dimana orang-orang memiliki
karakter dan pembawaan sendiri-sendiri. Saya sedikit mengernyitkan dahi ketika
beberapa saat setelah saya menuliskan status di facebook itu, ada seorang kawan
di facebook mengirim pesan untuk saya. Bunyinya begini “Uups, mbak pingsan
beneran??? Ngingetin aja, becandanya ttp g boleh bo’ong ya.. Kecuali kalau
pingsan beneran. Ini kewajiban ana mengingatkan sbg sesama muslim”.
Hmm
… saya nggak membalas pesan itu. Gimana yaaa … takutnya malah jadi debat kusir.
Saya cerita ini ke suami saya. Suami saya juga bilang, pertanyaan begituan
nggak usah dibalas karena nanti malah jadi debat kusir. Haluannya udah beda
soalnya. #maksudnya haluan soal gojekan, saya suka gojek dan mungkin dia enggak
suka gojek#
Jadilah
saya tetep diam saja. Mungkin dia belum kenal saya, jadi dikiranya beneran atau
saya malah mengada-ada. Lagian kalau saya betul-betul pingsan, sempet amat ya
saya pakai nulis status facebook segala? Kalau yang mengirim pesan ke saya itu
mendapat’ ilham’, mungkin dia baru bisa membedakan apa maksud kata-kata saya
itu apakah beneran atau gojekan.
Hmm
… jadi tambah pengalaman nih. :-D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar